Minggu, 23 Februari 2014

Konsep Dasar Video Streaming

Video Streaming
Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio secara langsung atau dengan pre-recorder dari sebuah media server. Video merupakan suatu data digital yang terdiri dari beberapa gambar. Berdasarkan jenis datanya, video dibagi menjadi dua, yaitu video analog, contohnya VHS  dan video digital, contohnya DVD, MPEG.
Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame yang ditampilkan pada layar dengan kecepatan tertentu, tergantung pada laju frame yang diberikan (dalam frame/detik). Karakteristik suatu video digital ditentukan oleh resolusi atau dimensi frame, kedalaman piksel, dan laju frame. Karakteristik tersebut menentukan perbandingan antara kualitas video dan jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyimpan dan mentransmisikannya. Salah satu penerapan video digital yang digunakan dalam transmisi data adalah video streaming.
Video streaming adalah teknologi pengiriman data, video atau audio dalam bentuk yang telah dikompresi melalui jaringan internet yang ditampilkan oleh suatu player secara realtime. Player yang dimaksudkan merupakan sebuah aplikasi khusus untuk melakukan dekompresi dan mengirimkan data berupa video ke tampilan layar monitor dan data berupa suara ke speaker. Sebuah player dapat berupa suatu bagian dari browser atau sebuah perangkat lunak. Inti dari proses streaming adalah membagi data dan encoding, kemudian mengirimkannya melalui jaringan dan pada saat sampai pada pengguna maka akan dilakukan decoding serta pembacaan data.
Ciri-ciri aplikasi streaming yaitu distribusi audio, video dan multimedia pada jaringan secara real time atau on demand, transfer media data digital dari server dan diterima oleh pengguna sebagai realtime stream sehingga pengguna tidak perlu menunggu keseluruhan data di download karena server mengirimkan data yang diperlukan setiap selang waktu tertentu. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan file content dengan buffer yang pendek.
Faktor-faktor yang memperngaruhi distribusi video streaming melalui jaringan antara lain : besarnya bandwidth, waktu tunda (delay), lost packet, dan juga teknik mendistribusikan video tersebut ke beberapa tujuan secara merata dan efisien.
Ada tiga cara umum yang digunakan dalam menerima stream data, yaitu :
1.      Download
Pada penerimaan stream data dengan cara download, akses video dilakukan dengan cara melakukan download terlebih dahulu suatu file multimedia dari server. Penggunaan cara ini mengharuskan keseluruhan file multimedia harus diterima secara lengkap oleh pengguna. Keuntungan dari penggunaan cara download ini adalah akses yang lebih cepat ke salah satu bagian file tersebut. Sedangkan kekurangannya adalah pengguna yang ingin mengakses video tersebut harus menunggu terlebih dahulu sampai keseluruhan file multimedia tersebut diterima secara lengkap.
2.      Streaming
Pada penerimaan video secara streaming, pengguna dapat melihat suatu file multimedia hampir bersamaan ketika file tersebut  mulai diterima. Penggunaan cara ini mengharuskan pengiriman suatu file multimedia ke pengguna secara konstan. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menyaksikan video yang diterima secara langsung tanpa ada bagian yang hilang. Keuntungan dari cara ini adalah pengguna tidak perlu menunggu hingga suatu file multimedia dikirimkan secara lengkap. Dengan demikian, hal ini memungkinkan sebuah server untuk melakukan pengiriman siaran secara langsung kepada pengguna.
3.      Progressive Downloading
Progressive downloading adalah suatu metode hybrid yang merupakan hasil penggabungan antara metode download dan metode streaming, dimana video yang sedang diakses dapat diterima dengan cara download sehingga player yang ada pada pengguna sudah dapat menampilkan video tersebut sejak sebagian dari file tersebu diterima walaupun file tersebut belum diterima secara lengkap.
Penerapan teknologi video streaming mengharuskan dilakukannya perancangan sistem dan jaringan secara matang untuk memungkinkan pengiriman video streaming dengan kualitas baik. Faktor yang sangat mempengaruhi proses video streaming pada jaringan adalah bandwidth.
Bandwidth dapat didefinisikan sebagai jumlah bit-bit informasi yang melalui suatu jaringan dalam periode waktu tertentu. Besarnya bandwidth yang tersedia pada jaringan sangat mempengaruhi proses kerja suatu video streaming. Jika server melalukan pengiriman sebuah video dengan bir rate tinggi yang melebihi kapasitas bandwidth yang tersedia, maka akan terjadi kemacetan data sehingga paket-paket tersebut akan di-drop. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas video yang diterima dan berlaku juga apabila server melakukan pengiriman dengan bit rate yang lebih rendah. Oleh karena itu, seorang perancang jaringan harus mampu memperkirakan besar kapasitas bandwidth yang tersedia dan menyesuaikannya dengan bit rate video yang dikirimkan.
Bit rate adalah jumlah bit yang diproses per satuan waktu. Bit rate juga dapat disamakan dengan transfer speed, kecepatan koneksi, bandwidth, ataupun throughput maximum. Bit rate juga dapat diartikan sebagai jumlah bit yang diproses dalam satu satuan waktu untuk mewakili media yang kontinu seperti video dan audio setelah dilakukan kompresi.
Secara keseluruhan konsep dasar dari video streaming adalah membagi paket video ke dalam beberapa bagian, mentransmisikan paket tersebut, kemudian pada sisi client dapat mendecode dan memainkan potongan paket file video tanpa harus menunggu seluruh file terkirim ke komputer client.
Arsitektur Streaming
Sistem streaming tersusun dari kombinasi server, player, transmisi dan metode encoding yang digunakan. Berikut ini bagian hubungan setiap komponen penyusunan sistem streaming.
Gambar Path streaming

Untuk framework aplikasi video streaming protokol pada layer network akan menggunakan model Internet Protocol (IP), sedangkan untuk layer transport protocol yang dipakai merupakan gabungan antara Transport Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

Intranet


Secara harfiah, kata intranet terbagi menjadi dua bagian yaitu intra yang berarti “di dalam” dan net yang berarti “jaringan” (komputer). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan di dalam batasan suatu organisasi. (Kurniadi, 1998)
Sebuah intranet adalah sebuah jaringan privat yang menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP), untuk saling berbagi informasi antar pengguna dalam batasan suatu jaringan lokal.
Dalam sebuah komunitas yang terbatas seperti perusahaan, banyak pegawai/user dapat bekerja bersama-sama secara mudah dan efektif. Salah satu alternatif teknologi yang dapat diimplementasikan adalah intranet. Fungsionalitas dan kinerjanya sangat mendukung pola/sistem kerja yang cepat. Pada dasarnya intranet menggunakan teknologi internet. Perbedaannya hanyalah penggunaan firewall bagi jaringan lokal yang terkoneksi ke internet, untuk melindungi aset sistem informasi dari serangan pihak luar.

Pada dasarnya yang terjadi pada intranet adalah interaksi antara client (komputer milik pengguna) dan server (komputer pusat yang mengendalikan intranet). Komputer client digunakan oleh para pengguna untuk mencari informasi, memasukkan data, dan berkomunikasi antar pengguna. Sedangkan server adalah komputer yang melayani segala aktivitas yang dilakukan oleh client tersebut, mencari informasi yang diminta, mengolah data yang dikirim, serta mengatur hubungan komunikasi yang ada.

Sekilas Tentang Teknologi IPTV

Internet Protocol Television (IPTV) dapat didefinisikan sebagai suatu sistem TV streaming dimana layanan digital televisi dikirimkan menggunakan Internet Procokol (IP). IPTV juga dapat diartikan sebagai salah satu aplikasi komunikasi multimedia yang memanfaatkan proses streaming dalam pengiriman paket-paket data videonya melalui jaringan Internet Protocol (IP), yang dijamin kualitanya (QoS), keamanannya (security), keandalannya (reability) dan memungkinkan komunikasi secara dua arah atau interaktif (interactiviy) secara real time. IPTV memanfaatkan konsep IP sebagai mekanisme pengiriman data, baik menggunakan jaringan IP publik maupun jaringan IP privat. IPTV memungkinkan layanan televisi yang terintegrasi dengan layanan internet berkecepatan tinggi dan membagi koneksi dengan sesama pengguna. Sistem transmisi televisi yang saat ini masih menggunakan teknologi transmisi wireless broadcast, dengan keterbatasan jarak serta penerimaan signal sekarang telah dikembangkan menggunakan teknologi IP dengan jangkauan yang jauh lebih luas.
Karena IPTV membutuhkan transmisi data real-time dan menggunakan IP, sehingga sensitive terhadap :
1.         Paket yang hilang dan terlambat jika koneksi IPTV tidak begitu cepat.
2.         Kualitas gambar patah-patah atau hilang sama sekali jika aliran data tidak lancar.
IPTV juga menawarkan fasilitas layanan yang beragam, diantaranya yaitu :
1.         Electronic Program Guide
Layanan interaktif bagi user untuk memilih channel yang ada dan melihat program dari masing-masing channel dalam jangka waktu 24 jam. Selama melakukan pemilihan channel, user masih tetap dapat melihat siaran TV yang sedang berlangsung.
2.         Broadcast/Live TV
Layanan untuk menyimpan suatu siaran TV di dalam server. User dapat memilih suatu periode waktu tertentu untuk melakukan penyimpanan dari siaran TV. Server akan memberikan kuota penyimpanan dalam server berdasarkan lama waktu penyimpanan, misalnya 100 menit atau 200 menit. Setelah kuota tersebut terpenuhi, untuk dapat merekam program yang lain, user harus menghapus rekaman yang ada sampai kuota penyimpanan tersedia.
3.         Pause TV
Memungkinkan user untuk dapat menonton siaran TV yang telah lewat walau tanpa melakukan perekaman. Jangka waktu menonton mundur siaran TV berkisar antara 10 hingga 30 menit.  Dalam jangka waktu tersebut, user dapat melihat kembali suatu kejadian yang disiarkan di TV, yang karena sesuatu hal terlewatkan atau ingin dilihat kembali.
4.         Video on Demand

Suatu siaran video berdasarkan permintaan user. Layanan ini adalah layanan berbayar, dimana user akan memilih video yang ingin diputar, selanjutnya akan mengurangi nilai simpanan user sebelum video tersebut dimainkan. Setiap video yang dibayar, akan mempunyai periode waktu tertentu untuk dapat diputar. Setelah periode waktu berakhir, user harus membayar kembali agar dapat memutar video tersebut.

Senin, 08 Oktober 2012

Seamless Connection



Untuk membentuk jaringan nirkabel seamless connection, diperlukan peralatan sebagai berikut :
  • 2 unit PC atau Laptop dengan WLAN Adapter
  • 2 unit Access Point Linksys WRT54GL
  • Kabel UTP straight-through
  • Kabel UTP cross-over
Langkah Kerja
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Konfigurasi Access Point

  • Nyalakan Access Point
  • Atur alamat IP di PC1 satu network dengan IP default pada AP Linksys, yaitu 192.168.1.10, lalu hubungkan dengan port Ethernet pada AP1 menggunakan kabel UTP.
  • Buka browser pada PC1 (misalkan Google Chrome), lalu pada address bar ketikkan alamat IP default AP (//192.168.1.1).
  • Kemudian muncul kotak dialog untuk memasukkan username dan password. Username dan password default dari Linksys WRT54GL adalah "admin", lalu klik OK.

  • Setelah masuk ke halaman konfigurasi AP, pada tab Setup pastikan AP1 memiliki Local IP Address : 192.168.1.1. Kemudian set DHCP server sebagai enable, dan tentukan range IP untuk client.
  • Kemudian berpindah ke tab Wireless. Pada kolom Wireless Network Mode : isikan G-Only dan pada Wireless Network Name (SSID) : isikan TK2C_AP1. Pilih Channel yang dikehendaki, misalnya Channel 10 dengan frekuensi 2,457GHz. Lalu klik Save Settings untuk menyimpan pengaturan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
B. Konfigurasi Repeater
  • Nyalakan Access Point
  • Atur alamat IP di PC1 satu network dengan IP default pada AP Linksys, yaitu 192.168.1.10, lalu hubungkan dengan port Ethernet pada AP1 menggunakan kabel UTP.
  • Buka browser pada PC1 (misalkan Google Chrome), lalu pada address bar ketikkan alamat IP default AP (//192.168.1.1).
  • Kemudian muncul kotak dialog untuk memasukkan username dan password. Username dan password default dari Linksys WRT54GL adalah "admin", lalu klik OK.
  • Masuk pada “Basic-Network” dan lakukan pengaturan untuk LAN yang meliputi IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway. Pada pengaturan IP Address masukkan IP 192.168.1.5 sebagai IP Address wireless yang nantinya akan berperan sebagai Repeater, untuk subnet mask 255.255.255.0. Pada pengaturan default gateway perlu diingat-ingat alamat IP Address dari access point yang sudah dikonfigurasi sebelumnya. Karena tujuan dari konfigurasi wireless repeater ini adalah untuk memperkuat sinyal Access Point. Disini sinyal access point yang akan kita repeat adalah access point dengan SSID “TK2C_AP1” dengan IP Address 192.168.1.1 seperti yang sudah dikonfigurasikan. Maka pada alamat default gateway pada wireless repeater berikan alamat IP Address 192.168.1.1 karena alamat IP Address tersebut adalah IP dari Access Point TK2C_AP1. Selanjutnya masuk pada Wireless Mode. Berhubung wireless akan dikonfigurasikan sebagai repeater, maka pada pilihan mode wireless yang tersedia pilih ke mode repeater, yaitu “Wireless Ethernet Bridge”. Untuk pengaturan nama SSID repeater samakan dengan nama AP sebelumnya (TK2C_AP1). Selanjutnya pada pengaturan Channel alokasikan / samakan dengan channel yang telah dikonfigurasi pada wireless AP sebelumnya, yaitu channel 10 dengan frekuensi 2.457GHz. Atau dengan klik scan dan tunggu beberapa detik maka akan keluar Access Point yang tersedia. Pengaturan channel pada wireless repeater ini sangat penting pengaruhnya terhadap koneksi, maka pastikan channel pada wireless repeater sama dengan channel pada wireless Access Point yang akan kita repeat. Setelah semua konfigurasi selesai kemudian klik Save setting untuk menyimpan pengaturan yang telah kita lakukan.
  • Setelah konfigurasi pada wireless repeater selesai kita juga dapat melihat semua konfigurasi yang telah kita atur sebelumnya pada kolom “Status - Overview”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Pengujian Jaringan
  • Selanjutnya adalah menguji koneksi antara wireless AP dengan wireless repeater melalui sebuah PC client. Disarankan untuk menguji koneksi dengan menggunakan laptop agar tidak kesulitan dalam menemukan koneksi Access Point.
  • Pastikan wireless adapter dalam keadaan aktif. Kemudian search wireless, cari nama wireless Access Point yang telah kita konfigurasikan sebelumnya, yaitu “TK2C_AP1”. Lakukan koneksi dengan wireless AP TK2C_AP1.
  • Setelah berhasil “connected” selanjutnya memastikan laptop kita mendapatkan layanan IP Address. IP Address yang didapat adalah 192.168.1.10 dan sesuai dengan IP Address DHCP yang telah kita konfigurasikan di AP sebelumnya, yaitu antara range IP 192.168.1.10 sampai 192.168.1.29.
  • Selanjutnya adalah menguji koneksi dari wireless AP dengan wireless repeater dangan menggunakan perintah PING.Buka aplikasi command promt pada laptop, lakukan perintah ping ke alamat ip Access Point 192.168.1.1. Jika terjadi pesan “Reply from 192.168.1.1” maka laptop sudah terkoneksi dengan baik dengan wireless AP (TK2C_AP1).
  • Selanjutnya untuk menguji koneksi wireless repeater yang me-repeat Access Point TK2C_AP1 adalah dengan melakukan “ping 192.168.1.5”. Jika terjadi pesan “Reply from 192.168.1.5” maka laptop juga sudah terkoneksi dengan baik dengan wireless repeater.
=========================================================
Semoga Bermanfaat ^__^ 
=========================================================








Selasa, 02 Oktober 2012

Kecepatan Transfer Data via Kabel UTP vs Koneksi Wifi

Melanjutkan posting sebelumnya tentang jaringan nirkabel ESS, kali ini saya akan membahas tentang perbandingan transfer data rate file dari PC melalui koneksi langsung dengan kabel dan melalui koneksi wireless. Mari kita simak pembahasan selanjutnya..

  • Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)

Secara fisik, kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) terdiri atas empat pasang dawai medium. UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi 100 Ohm. UTP memiliki diameter eksternal 0.43 cm, hal ini memudahkan dalam melakukan instalasi. UTP juga men-support arsitektur-arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat populer.
Kelebihan dari kabel UTP antara lain :
Ø Media dan ukuran konektor kecil.
Ø Kecepatan dan keluaran 10-100 Mbps.
Ø Biaya rata-rata per node murah.
Kekurangan dari kabel UTP adalah rentan terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di sekelilingnya. Akan tetapi pada prakteknya para administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan cukup diandalkan.

  • Jaringan Wireless Fidelity

Pernahkan Anda melihat sambungan komunikasi tanpa kabel? Teknologi itu dikenal dengan Wirelless Fidelity (WiFi). Teknologi jaringan tanpa kabel menggunakan frekuensi tinggi berada pada spektrum 2,4 GHz. Kita dapat terhubung ke internet dengan WiFi menggunakan sebuah notebook dan PDA yang dilengkapi dengan kartu WiFi (WiFi card). Namun jika notebook yang kita gunakan menggunakan processor yang dilengkapi teknologi mobile, maka kartu WiFi tidak diperlukan. Dengan menggunakan WiFi, kita dapat mengakses internet dengan kecepatan hingga 11Mbps. Dengan WiFi kita tidak membutuhkan kabel untuk terhubung ke jaringan, namun kita harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Daerah yang mendapat sinyal WiFi kurang lebih daerah yang berada pada radius 100 meter dari titik akses atau hotspot.

Ada tiga komponen dalam sebuah lokasi hotspot sebagai berikut :
(1) Access Point (titik/pusat akses) yaitu perangkat yang menghubungkan teknologi wireless LAN dengan ethernet yang terdapat di komputer. Titik akses memiliki kemampuan untuk melayani pengguna hingga 128 point. Luas daerah yang dijangkau oleh sebuah titik akses mencapai 25-100 meter.
(2) Access controller (pengendali akses) yaitu perangkat yang berfungsi sebagai alat autentifikasi yang mengecek apakah seorang pengguna mempunyai hak atau izin untuk melakukan akses.
(3) Internet Link yaitu perangkat yang menghubukan lokasi hotspot dengan internet. Internet Link mempunyai kemampuan koneksi ini digunakan untuk melayani seluruh pengguna dalam satu lokasi.
Di samping keunggulan WiFi coba Anda pikirkan kelemahannya? Kelemahan akses internet dengan WiFi antara lain jarak titik akses dengan point atau komputer kita hanya berada pada daerah sejauh 100 meter, dan sampai saat ini, masih terbatas pada tempat-tempat yang dipasang titik akses. Tempat-tempat tersebut biasanya tempat umum seperti kampus, hotel, kafe, dan bandara.
Teknologi WiFi memung-kinkan kita mengakses internet dengan kecepatan yang tinggi, namun persyaratannya kita harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Terbatasnya daerah sinyal WiFi dan jarak jangkauan yang sangat pendek (sekitar 100 m) menyebabkan Anda hanya dapat menggunakan WiFi di daerah-daerah tertentu saja.
Saat ini dikembangkan sebuah teknologi nirkabel baru yang disebut dengan Wireless Broadband (WiBro). Namun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan belum dipasarkan. Dibanding dengan WiFi, WiBro dapat diakses dari jarak 1 kilometer dari titik aksesnya dengan kecepatan akses 512 kbps. Akses WiBro juga masih dapat dilakukan dari kendaran yang bergerak dengan kecepatan sampai 60km/jam.

  • Perbandingan kecepatan transfer file sharing antara kabel UTP dan Wifi
Berdasarkan dari percobaan yang penulis lakukan, diperoleh hasil :
Gambar 1 Copy file sharing via Koneksi Wifi.
Gambar 2 Copy file sharing via koneksi kabel secara langsung.
Dari gambar di atas dapat kita lihat, kecepatan copy file sharing melalui Wifi mencapai 1.0Mbit/s, sedangkan kecepatan copy file sharing melalui kabel mencapai 10.0Mbit/s. Berdasarkan ulasan di atas dapat dinyatakan bahwa kecepatan transfer file sharing antar PC melalui kabel lebih cepat dibandingkan dengan koneksi Wifi. Akan tetapi, untuk jarak yang lebih jauh kemungkinan koneksi kabel kurang efisien untuk proses meng-copy data file sharing karena memungkinkan hambatan kabel semakin besar dan membuat proses transfer data terjadi rugi-rugi, sehingga membuat data yang diterima tidak utuh atau terjadi kerusakan.

Sekian.. Semoga tulisan saya bermanfaat.. ^__^

Membangun Jaringan Nirkabel menggunakan mode ESS

Mode Extended Service Set (ESS)


Konfigurasi ESS terdiri dari banyak sel BSS yang dapat dihubungkan dengan jaringan kabel ataupun jaringan nirkabel yang lainnya. Untuk mendapatkan konfigurasi jaringan ini dilakukan instalasi AP dan NIC nirkabel, mengatur pengarahannya ke mode infrastruktur, dan meyakinkan bahwa semua komponen diatur kepenggunaan nomor identifikasi (ESSID) yang sama. NIC merupakan kartu penyesuai (adapter  card) Ethernet atau Token Ring yang dimasukkan ke slot bus ekspansi komputer notebook ataupun PC. EES merupakan kumpulan bit logika untuk lebih dari satu BSS. Melalui EES inilah beberapa AP dapat bekerja bersama sehingga komputer dapat bekerja bersama-sama dan komputer juga dapat menjelajah dari satu AP ke AP lainnya, namun tetap terikat pada satu jaringan yang sama.

Untuk membentuk jaringan komputer nirkabel mode ESS, diperlukan peralatan sebagai berikut :
  • 2 unit PC atau Laptop dengan WLAN Adapter
  • 2 unit Access Point Linksys WRT54GL
  • Kabel UTP straight-through
  • Kabel UTP cross-over
Langkah Kerja
A. Konfigurasi Access Point 1 ( ESS_AP1 )

  • Nyalakan ESS_AP1
  • Atur alamat IP di PC1 satu network dengan IP default pada AP Linksys, yaitu 192.168.1.10, lalu hubungkan dengan port Ethernet pada AP1 menggunakan kabel UTP.
  • Buka browser pada PC1 (misalkan Google Chrome), lalu pada address bar ketikkan alamat IP default AP (//192.168.1.1).
  • Kemudian muncul kotak dialog untuk memasukkan username dan password, lalu klik OK.
  • Setelah masuk ke halaman konfigurasi AP, pada tab Setup pastikan AP1 memiliki Local IP Address : 192.168.1.1. Kemudian set DHCP server sebagai enable, dan tentukan range IP untuk client.
  • Kemudian berpindah ke tab Wireless. Pada kolom Wireless Network Mode : isikan G-Only dan pada Wireless Network Name (SSID) : isikan ESS_AP1. Pilih Channel yang dikehendaki, misalnya Channel 11. Lalu klik Save Settings untuk menyimpan pengaturan
B. Konfigurasi Access Point 2 ( ESS_AP2 )
  • Nyalakan AP2 dan PC2 untuk mengkonfigurasi AP2
  • Atur alamat IP di PC2 satu network dengan IP default pada AP Linksys, yaitu 192.168.1.12, lalu hubungkan dengan port Ethernet pada AP1 menggunakan kabel UTP.
  • Buka browser pada PC1 (misalkan Google Chrome), lalu pada address bar ketikkan alamat IP default AP (//192.168.1.1).


  • Kemudian muncul kotak dialog untuk memasukkan username dan password, lalu klik OK.

  • Setelah masuk ke halaman konfigurasi AP, pada tab Setup pastikan AP2 memiliki Local IP Address : 192.168.1.1. Kemudian set DHCP server sebagai enable, dan tentukan range IP untuk client.
  • Kemudian berpindah ke tab Wireless. Pada kolom Wireless Network Mode : isikan G-Only dan pada Wireless Network Name (SSID) : isikan ESS_AP2. Pilih Channel yang dikehendaki, misalnya Channel 11. Lalu klik Save Settings untuk menyimpan pengaturan.
C. Pengujian
  • Hubungkan port Ethernet pada AP1 ke port Ethernet pada AP2 menggunakan kabel UTP cross-over.
  • Lakukan pengaturan alamat IP pada wireless adapter PC1 dan PC2 secara otomatis, karena AP telah dikonfigurasi sebagai DHCP server.
  • Buka jendela Network Connections di PC1 dan PC2, kemudian pilih Connect to a Network sehingga muncul SSID yang telah dikonfigurasi pada AP1 dan AP2 sebelumnya.

  • Untuk PC1 pilih SSID : ESS_AP1, lalu klik Connect. Sedangkan untuk PC2 pilih SSID : ESS_AP2, lalu klik Connect untuk terhubung ke jaringan.
  • Untuk menguji koneksi, lakukan tes dengan perintah ping antara PC dengan AP. Ping dari PC ke AP1 (172.16.3.101) dan AP2 (172.16.3.102).

Sekian artikel ini.. Semoga bermanfaat ^_^


Senin, 01 Oktober 2012

Sekilas Network View

NetworkView adalah pencarian jaringan ultra compact dan manajemen alat untuk Windows.
Fitur utama :
  • Menemukan TCP/IP node dan rute menggunakan DNS, SNMP, Ports, NetBIOS dan WMI
  • Mendapatkan alamat MAC dan nama-nama produsen NIC
  • Memantau node dan menerima peringatan
  • Dokumen dengan dicetak peta dan laporan.
  • Kontrol dan mengamankan jaringan Anda dengan SNMP MIB Browser, WMI browser Port Scanner.
Cara Menggunakan Network View :
  • Aplikasi NetView dapat dijalankan melalui PC client, apabila belum punya aplikasi NetView, silakan klik disini untuk download.
  • Apabila sudah memiliki aplikasi NetView, buka aplikasi NetView.
  • Ikuti langkah seperti gambar disamping, pada kolom Addresses ketikkan Range IP yang akan dilihat. Kemudian pilih OK.
  • Tunggu hingga proses selesai, maka akan tampil siapa saja yang terhubung dengan jaringan AP.

Semoga Bermanfaat ^__^ ..